Makam Ki Ageng Kebo Kenongo
Lokasi :
Makam Ki Ageng Kebo Kenongo dari Google Maps
Gambar diatas merupakan denah makam Ki Ageng Kebo Kenongo
Makam Ki
Ageng Kebo Kenongo berada di Kawasan Pengging, Desa Jembung, Kecamatan
Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Makam ini terletak didaerah tropis berangin dan dataran rendah Boyolali. Makam Ki Ageng Kebo Kenongo ini
masih dalam satu kawasan dengan makam Ng. Yosodipuro. Namun, makam Ng.
Yosodipuro lebih dekat dengan Pasar Pengging yang ramai pengunjung. Letak makam
Ki Ageng Kebo Kenongo lebih terpencil daripada makam Ng. Yosodipuro.
Akses menuju makam ini menggunakan kendaraan
pribadi seperti mobil maupun motor. Apabila ingin menaiki kendaraan umum maka
menggunakan andong ataupun ojek dengan ongkos sekitar Rp 15.000 sampai Rp
20.000.
Apabila dari terminal Boyolali maka menaiki angkutan
berwarna gredek/kol besar berongkoskan Rp 3.000 lalu turun di pertigaan
Ngangkruk dan lalu menggunakan ojek.
Dari Bandara Adi
Soemarmo menggunakan bus trans bernomor 1 yang berongkoskan Rp 4.500 lalu turun
di halte depan Solo Square setelah itu menaiki bus tujuan Solo-Semarang dengan
harga Rp 10.000 kemudian turun di pertigaan ngangkruk dan menaiki ojek. Dapat
juga menggunakan taksi dari bandara.
Tiket
Pengunjung tidak
dikenakan biaya masuk namun diharapkan memberi sumbangan pada pengurus makam.
Parkir sepeda motor membayar Rp 1.000 dan mobil Rp 2.000.
Jam Operasional
Jam Operasional
Dapat dikungjungi kapan saja namun biasanya
pengunjung menunjungi pada sore hingga tengah malam.
Sejarah
Ki Ageng Kebo Kenongo lahir pada tahun 1473 M. Bangunan makam Ki Ageng
Kebo Kenongo dibuat pada 4-8-1989. Ki Ageng Kebo Kenongo atau biasa disebut
dengan Ki Ageng Pengging merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya V. Beliau merupakan
cucu dari raja terakhir Kerajaan Majapahit Brawijaya V. Raja Brawijaya V
memiliki putri bernama Ratna Pembayun yang menikah dengan Prabu Handayaningrat
dan memiliki 3 putra yaitu Kyai Ageng Kebo Kanigoro yang petilasannya berada di
Selo, Kyai Ageng Kebo Kenongo serta Raden Kebo Amiluhur. Kyai Ageng Kebo
Kenongo menggantikan ayahandanya sebagai Bupati Pengging maka beliau dimakamkan
di daerah kekuasaannya. Beliau merupakan ayah dari Joko Tingkir atau Sultan
Hadiwijoyo yang merupakan pendiri dari Kerajaan Pajang. Makam Ki Ageng Kebo
Kenongo ini perlu diangkat sebagai objek wisata karena merupakan keturunan dari
raja besar yang ada di Jawa.
Didalam gapura ini terdapat makam Ki Ageng Kebo Kenongo
Keunikan atau Nilai
Penting
Menurut Serat Siti Jenar, Kebo Kenanga bertemu Syekh Siti Jenar sesudah
menjadi penguasa Pengging. Dikisahkan keduanya berdiskusi tentang persamaan
agama Hindu, Buddha, dan Islam. Akhirnya, dicapai kesepakatan jika ketiga agama
tersebut pada hakikatnya sama, yaitu sama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa,
hanya tata cara peribadatannya saja yang berbeda. Ki Ageng Kebo Kenanga
Pengging menikah dengan kakak perempuan Ki Ageng Butuh (murid Syekh Siti Jenar
pula). Dari perkawinan itu lahir seorang putra bernama Mas Karebet. Menurut
Babad Tanah Jawi, Ki Ageng Pengging dicurigai Raden Patah hendak memberontak
karena tidak mau menghadap ke Demak. Patih Wanapala (versi Serat Siti Jenar
menyebut Patih Wanasalam) dikirim ke Pengging untuk menyampaikan teguran. Satu
tahun berlalu dan Ki Pengging tetap menolak menghadap. Apalagi beliau gencar
mendakwahkan ajaran Syekh Siti Jenar yang dianggap sesat oleh pemerintah Demak.
Maka, Sunan Kudus pun dikirim untuk menghukum mati Ki Ageng Pengging. Setelah
melalui perjalanan panjang, rombongan Sunan Kudus akhirnya tiba di Pengging. Ki
Pengging merelakan kematiannya daripada harus menghadap Raden Patah. Akhirnya,
beliau pun meninggal dunia setelah titik kelemahannya yaitu ujung siku ditusuk
keris oleh Sunan Kudus.
Menurut Serat Siti
Jenar, Ki Ageng Pengging Kebo Kenongo meninggal karena kemauannya sendiri.
Sebelumnya, beliau dikisahkan berhasil menyadarkan Sunan Kudus tentang ajaran
Syekh Siti Jenar yang sebenarnya. Akhirnya, Ki Ageng Pengging meninggal dunia
dengan caranya sendiri, bukan karena ditusuk Sunan Kudus. Pada intinya,
kematian Ki Ageng Pengging disebabkan karena penolakannya terhadap pemerintahan
Demak. Ia adalah murid terbaik Syekh Siti Jenar, yaitu seorang wali yang
mengajarkan kesederajatan manusia dan menolak basa-basi duniawi. Murid Syekh
Siti Jenar yang menjadi Kyai Ageng hampir tersebar menyeluruh di Pulau Jawa, di
takutkan karena pengaruhnya yang luas akan mendirikan kerjaan baru. Dan yang
menjadi sasarannya adalah Kyai Ageng Kebo Kenongo karena beliau adalah menantu
Brawijaya V, yang ditakutkan akan mendirikan Majapahit tahap kedua.
Opini
Menurut saya makam Ki Ageng Kebo Kenongo perlu dikenalkan pada
masyarakat yang lebih luas. Petunjuk yang ada pun belum banyak sehingga sedikit
lebih susah untuk mencari keberadaan makam ini. Hal yang perlu diperbaiki
adalah pintu masuk yang berada didekat makam. Dengan mengenalkan makam ini pada
masyarakat luas maka sama halnya melestarikan sejarah yang ada. Himbauan untuk
pengunjung agar menjaga sopan santun serta mematuhi tata tertib yang ada.
Himbauan untuk pemerintah daerah agar memberikan petunjuk yang lebih banyak
untuk pergi ke makam ini.
Sumber :
http://krisnaspiritual.blogspot.co.id/2014/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_8.html
https://mataram351.wordpress.com/2012/03/06/ki-ageng-pengging/