Kamis, 06 Oktober 2016

Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon





Lokasi

Denah Museum Wayang Kekayon dari Google Maps




         Museum Wayang Kekayon berada di Jalan Yogya-Wonosari Km 7 No 277, Bantul Yogyakarta 55197 berada 1 km timur perempatan ringroad. Museum ini mudah ditemukan karena berlokasi dipinggir jalan besar. Museum Wayang Kekayon terletak di daerah tropis berangin.
       Akses menuju museum ini dapat menggunakan kendaraan pribadi dengan rute jalan menuju ringroad selatan namun pada perempatan arah ke Wonosari belok ke kiri lalu beberapa meter dari perempatan tersebut Museum Wayang Kekayon berada di sebelah kiri jalan. Lokasi Museum Wayang Kekayon berada di Jl. Wonosari, sejauh 1 km dari Ring Road, 6 km dari Bandara Adisutjipto, 5 km dari terminal Giwangan, dan sekitar 10 km dari pusat kota Yogyakarta.

Tiket


Tiket untuk pengunjung umum/pelajar dikenakan biaya sebesar Rp 7.000, sedangkan untuk warga negara asing atau Tourist sebesar Rp 10.000. apabila wisatawan ingin mengambil gambar atau foto dari wayang yang terdapat di Museum Wayang Kekayon dikenakan biaya Rp 10.000.

Jam Operasional

Hari Senin – Jumat dibuka pada pukul 08.30 – 14.00 WIB
Hari Sabtu dibuka pada pukul 08.30-12.00
Apabila ingin mengunjungi pada hari Minggu atau hari besar dapat memberikan konfirmasi terlebih dahulu melalui :
Telp : (0274) 379058 atau 087838284755

Dapat juga melalui WA dengan menghubungi 0817461551

Sejarah

          Museum Wayang Kekayon didirikan pada 23 Juli 1990 oleh Prof DR Dr KPH Soejono Prawirohadikusumo guru besar kedokteran UGM yang juga merupakan budayawan Jawa yang menyimpan dan memamerkan lebih dari 5.000 koleksi aneka jenis wayang dari nusantara hingga mancanegara. Pada awalnya museum ini didirikan karena Bapak Soejono merasa prihatin padahal terdapat berbagai museum diluar negeri yang menyimpan kebudayaan dari negara mereka namun Indonesia tidak memiliki museum wayang yang mana merupakan budaya turun menurun dari nenek moyang serta terinspirasi museum di Belanda. Kekayon sendiri berasal dari kata Kayon atau Gunungan yang melambangkan alam semesta, pada pertunjukan wayang saat Kekayon ditancapkan berarti kehidupan sudah dimulai. Apabila terdapat bunyi ketukan itu artinya denyut wayang yang akan menjadi lakon sudah mulai siap untuk melakoni perannya. Sejak 2003 wayang Indonesia sudah ditetapkan UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral & Intangible Heritage of Humanity.
          Museum Wayang Kekayon terdapat fasilitas seperti kunjungan pribadi atau rombongan, gedung pernikahan megah serta parkir yang luas. Pendopo, ruang pertemuan serta taman, pertunjukan budaya tradisi, paket workshop budaya. Museum Wayang Kekayon apabila dijumlahkan dari koleksi wayang nusantara hingga mancanegara memiliki 6.000 koleksi wayang. Terdapat 7 ruang koleksi di Museum Wayang Kekayon sendiri. Namun, koleksi wayang mancanegara belum dipasang lagi saat penulis mengunjungi museum ini pada 30 September 2016 dikarenakan Museum Wayang Kekayon baru saja selesai perbaikan.

Manekin Wayang orang : Raden Gatotkaca yang merupakan anak dari Raden Werkudara dan Dewi Arimbi dari Kerajaan Pringgodani.




          Wayang Bayang-bayang, diberi nama bayang-bayang karena jaman dulu ketika melihat wayang pasti dibelakang layar. Dibelakang layar karena gambarannya tampak nyata. Dari seni tata juga lebih terlihat bagus dan menarik. Namun untuk sekarang dalam pargelaran wayang sudah begitu padatnya rumah-rumah jadi pagelaran itu mepet ke belakang dan penonton pasti didepan. Apabila ada penonton dibelakang, penonton tersebut merupakan tamu-tamu undangan.



Wayang Bertato dinamakan demikian karena terdapat tulisan aksara jawa terbuat dari kain batik.


         Pagelaran wayang berdasarkan cerita wayang purwa yang mana wayang purwa adalah wayang yang tertua atau yang paling pertama yaitu cerita tentang Ramayana dan Mahabarata.



         Ramayana (Cerita tentang percintaan Rama dan Shinta) pada wayang tersebut pada saat adegan Senggono Duta atau adegan saat Rama meminta bantuan Anoman untuk mencari kelemahan Alengko saat Shinta diculik oleh Rahwana. Cerita ini berasal dari India, dahulu dengan Bahasa Sansekerta dibawa ke Indonesia dan ditandai relief yang ada di Candi Prambanan.





Mahabarata
Kerajaan Amarta yang merupakan Kerajaan dari Pandawa. Cerita Mahabarata menceritakan perebutan tahta antara Mahabarata dan Kurawa. Ada Bima, Arjuna, Yudhistira, Nakula, Sadewa, Gatotkaca dan Krisna.



Kerajaan Hastina
Berstatus Kurawa dan terdapat Duryudana. Mereka ingin merebut Hastina menjadi kekuasaan.





Perang Batharayudha, perang Pandhawa melawan Kurawa yang akhirnya dimenangkan oleh Pandhawa. Setelah perang Batharayudha, kerajaan hastina berhasil direbut kembali oleh keluarga Pandawa. Lalu Kerajaan Hastina di pimpin oleh Prabu Parikesit, yang mana beliau adalah cucu dari Arjuna atau anak dari Abimanyu.




Adekan Karna Tanding
Perang antara Adipati Karna melawan Arjuna, mereka bersaudara namun berbeda ayah. Dahulu Adipati Karna dibuang oleh ibunya dan ditemukan serta dirawat oleh Kerajaan Kurawa lalu Adipati Karna ingin balas budi maka dari itu dia mau untuk berperang dengan saudaranya sendiri.

Gambar Wayang Raden Setyaki

Wayang BTR. Kresna

Wayang Orang Prabu Ramawijaya

Wayang orang : Prabu Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya yang bertahta di Poncowati dengan permaisuri Dewi Sinta.

Raden Setyaki dan batara kresna diberi bingkai eksklusif karena dulu Bapak Soejono membelinya pada awal-awal membeli koleksi-koleksi wayang atau pemberian dari seseorang.


Wayang Madya
      Menceritakan keturunan dari Pandawa setelah Pasca Bharatayuda hingga jaman Kediri, Bojonegoro dan kerajaan lain di Piyawa. Wayang Madya merupakan kolaborasi antara wayang gedhog dan wayang purwa.

R. Ontorejo




Adekan Malowopati (Wayang Kulit Madya Gaya Surakarta) menceritakan cerita Angling Darma bersama Setyowati istrinya.





          Adekan Pengging (Wayang Kulit Madya Gaya Surakarta) menceritakan Prabu Darmoyono bersama Condrowati menerima kedatangan Bandung yang melaporkan bahwa Kerajaan Wonosegoro sudah bisa ditaklukkan bahkan raja beserta patihnya terbunuh dan mendapatkan putri boyongan yaitu Roro Jonggrang. Setelah itu, Bandung meminta izin ayahnya untuk menjadikan Roro Jonggrang sebagai istri namun Prabu Darmoyono tidak mengizinkan alasannya karena Roro Jonggrang adalah putri musuh. Prabu Darmoyono menjadi murka dan mengutuk hingga pada akhirnya Bandung berubah wujud.




          Pada Wayang Gedhog sudah memakai baju dan di Wayang Gedhog merupakan batas akhir dari cerita india. Dalam pagelaran wayang, wayang Gedhog sudah jarang ditemukan.




Adekan Alun-alun Jenggolo
        Cerita tentang pahlawan dan percintaan yang merupakan cerita asli Indonesia tanpa ada bayang-bayang cerita India. Raden Panji Asmorobangun, R. Gn. Sari bersama Bancak dan Doyok menghadang Prabu Klono Sewandono yang akan melamar Dewi Sekartaji, istri dari R. Panji. Maka terjadilah pertengkaran dan menimbulkan peperangan antara R. Panji dengan Prb. Klono Sewandana. Prabu Klono akhirnya kalah dan mundur. Cerita ini menurunkan cerita rakyat diantaranta Ande-Ande Lumut dan Keong Mas, Damarwulan Minakjinggo.



Adekan Pasetran Gondo Mayit
    Btri. Durga adalah Dewa para setan-setan, bekasaan, ilu-ilu banaspati dan sebagainya. Btri. Durga berwenang memerintah dalam bentuk apa saja untuk mengganggu ketentraman dunia dan membantu pihak yang serakah. Terdapat setan-setan seperti wewe gombel, tuyul, nyi blorong.

Gambar Wayang Klithik Kartasuran

Wayang Klithikan Kartasuran
        Dinamakan wayang klithik karena dari kayu dan apabila dimainkan menimbulkan suara klithik. Wayang dari Kayu dan 2 dimensi. Jegapit atau cempurih itu dari tanduknya kerbau pada wayang kulit. Aslinya wayang klithik itu seperti di Tulung Agung, badannya dari kayu namun tangannya dari kulit. Warnanya dari warna alami, putih tulang yang dibakar dan ditumbuk.
    Wayang Klitik Kartasuran cerita tentang Pangeran Diponegoro saat melawan penjajah Belanda. Tangan dari kulit namun warnanya sudah dengan warna dari cat.
Wayang Punakawan pada gambar yang kiri adalah Gaya Yogyakarta sedangkan yang kanan Gaya Surakarta. Perbedaannya apabila wayang Yogya lebih besar dan tinggi, wayang Surakarta itu ramping. Lalu dari segi penatahan atau tatahan pahat itu rumit Yogya dibandingkan Solo. Untuk segi sungging atau pewarnaan itu rumit Solo daripada Yogya. Pada Wayang Punakawan Yogya tidak memakai celana.

Wayang Klithik Tulung Agung

     

     Wayang Beber (dibentangkan) merupakan wayang yang berasal dari pacitan dan terbuat dari kain bercerita tentang wayang gedhog, cerita minakjinggo, damarwulan. Pagelaran berbeda dengan yang tadi, tanpa menggunakan kelir sudah dapat dimainkan. Wayang ini amsih dapat ditemukan di Pacitan dan Wonosari. Cara memainkannya hanya ditunjuk seperti presentasi. Pagelarannya bisa mencapai durasi 2-3 jam. Panjangnya kelik tergantung dengan panjangnya cerita. 


Wayang Ukur
      Dinamakan wayang ukur karena pemahatnya mengukur-ukur antara tinggi dan lebarnya, tatahan, warnanya. Termasuk wayang yang baru dan menceritakan cerita Ramayana serta Mahabarata yang dibuat oleh Bapak Sukasman, Yogyakarta. Tatahannya sudah keluar dari pakem (aslinya). Dalam pagelarannya menggunakan bahasa Indonesia.



Wayang Bali
      Menceritakan tentang Ramayana dan Mahabarata, setiap wayang dari berbagai daerah memiliki ciri khas tersendiri. Namun cerita yang terkandung tetap sama. Wayang dari  Bali dibuat dari kulit namun dari segi tatahan dan warna berbeda.


Atas : Wayang Jowo cerita Demak
Bawah : Wayang Lombok



Wayang Kidang Kencana
     Wayang yang berukuran sedang dengan cerita Ramayana dan Mahabarata. Biasanya wayang ini digunakan untuk belajar oleh  dalang-dalang wanita karena lebih ringan. Namun, jarang ditemukan di Yogyakarta.

                           Aneka Kayon (Gunungan) dua-duanya Solo.


Wayang Kaper
      Wayang yang berukuran kecil dan biasanya digunakan untuk anak-anak yang mempunyai bakat mendalang. Cerita yang dipakai adalah Ramayana dan Mahabarata. Digunakan oleh anak-anak karena tangan mereka kecil sehingga terdapat Wayang Kaper agar mudah untuk memegang.

Wayang Madura
      Menceritakan mengenai Ramayana dan Mahabarata, abad 17 gaya Surakarta.

Wayang Dupara (Kreasi Baru)
      Cerita mengenai Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda.

Wayang Golek Sunda
      Wayang Golek yang berada di Jawa Barat. Dalam pertunjukannya biasanya bercerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan Bahasa Sunda dan iringan gamelan Sunda (slendro).
Tidak hanya Wayang Golek Sunda namun masih ada Wayang Golek Cepak, Wayang Golek Tengul, dan lain-lain. Wayang Cakruk merupakan wayang terbaru yang menceritakan tentang masyarakat didesa, ada Pak RT, ada lurah.

Keunikan atau Nilai Penting

      Di Museum Wayang Kekayon terdapat 100 wayang kurawa yang merupakan salah satu keunggulan koleksi dimuseum ini. Wayang kurawa memiliki perbedaan mulai dari jenis muka, janggutnya, rambutnya. Memiliki kemiripan namun tetap berbeda, warna yang ada juga menyimbolkan makna tersendiri. Terdapat 4 macam warna yang menandakan sifat seperti hitam, putih, merah, dan emas. Hitam yang melambangkan hati yang tenang, putih menandakan hati yang suci, merah adalah angkara murka, emas merupakan adegan kerajaan. Sedagkan ndangak (menaikkan dagu), ndungkluk (menurunkan dagu), lurus juga memiliki arti tersendiri.





Di MuseumWayang Kekayon kita juga dapat mengetahui persamaan bintang kita dengan tokoh wayang. Seperti pada gambar dibawah ini :




                                                             CITRAKSI



      Termasuk Kurawa yang paling muda. Sifatnya adalah penakut, dengan apapun takut, sukanya hanya kumalungkung (umuk) namun apabila diseriusi ia mundur. Apabila tidak ada orangnya seperti berani dan ingin mengajak berkelahi. Ketika bicara ia pelo (celat). Clingus, pemalu. Citraksi merupakan biang perang.
       Sifat kurawan hampir semuanya sombong dan dia tidak pernah prihatin (puasa, dan lain-lain) karena lebih mementingkan kebahagiaan hidup didunia. Mereka hanya senang hura-hura, minum-minuman dan yang enak-enak. Hidupnya sebagai manusia yang serakah, ingin berkuasa dan tidak menghiraukan  kesengsaraan orang lain asalkan keluarga kurawa hidup bahagia. Maka pada era Barathayudha kurawa habis semua tidak ada satupun yang tertinggal. Kurawa mau menolong apabila terdapat maksud tersendiri dari mereka.

Opini

      Menurut saya, Museum Wayang Kekayon memang sudah seharusnya dilestarikan. Namun, dalam segi fasilitas masih kurang baik. Wayang yang berasal dari mancanegara belum dapat dipasang karena belum adanya ruang setelah direnovasi. Kurangnya ruangan membuat beberapa wayang belum dapat dipasang secara lengkap. Pada museum ini kurang terawat, hal ini terlihat dari tempat penyimpanan wayang yang kotor dan ada debu. Museum Wayang Kekayon sebenarnya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita mengenai wayang karena sudah banyak generasi muda yang tidak mengetahui mengenai budaya sendiri yaitu wayang. Meskipun museum swasta namun museum ini juga dibantu oleh Pemerintah setempat dalam pengembangannya. Akses menuju museum ini pun lebih susah karena tidak berada dikawasan Kota Yogyakarta. Himbauan kepada pengunjung untuk melestarikan museum ini dengan cara merekomendasikan kepada teman atau kerabatnya. Himbauan pada saat mengunjungi adalah tidak membuat kotor. Himbauan kepada Pemerintah agar dapat lebih membantu dan mengembangkan museum ini.

Sumber :

Mbak Tyas Petugas di Museum Wayang Kekayon
Mbah Mul Petugas di Museum Wayang Kekayon
http://pitoyo.com/duniawayang/galery/details.php?image_id=34 diakses pada 6 Oktober 2016 pada pukul 10.00
https://museumku.wordpress.com/2010/04/30/museum-wayang-kekayon-yogyakarta/ diakses pada 5 Oktober 2016 pada pukul 16.00
http://jogjaempatroda.blogspot.co.id/2014/08/museum-wayang-kekayon-jogja.html diakses pada 5 Oktober 2016 pada pukul 16.16 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar