Lokasi
Museum Wayang Kekayon berada di Jalan Yogya-Wonosari Km 7 No 277, Bantul Yogyakarta 55197 berada 1 km timur perempatan ringroad. Museum ini mudah ditemukan karena berlokasi dipinggir jalan besar. Museum Wayang Kekayon terletak di daerah tropis berangin.
Denah Museum Wayang Kekayon dari Google Maps
Museum Wayang Kekayon berada di Jalan Yogya-Wonosari Km 7 No 277, Bantul Yogyakarta 55197 berada 1 km timur perempatan ringroad. Museum ini mudah ditemukan karena berlokasi dipinggir jalan besar. Museum Wayang Kekayon terletak di daerah tropis berangin.
Akses menuju museum ini
dapat menggunakan kendaraan pribadi dengan rute jalan menuju ringroad selatan
namun pada perempatan arah ke Wonosari belok ke kiri lalu beberapa meter dari
perempatan tersebut Museum Wayang Kekayon berada di sebelah kiri jalan. Lokasi Museum Wayang Kekayon berada di Jl. Wonosari,
sejauh 1 km dari Ring Road, 6 km dari Bandara Adisutjipto, 5 km dari terminal
Giwangan, dan sekitar 10 km dari pusat kota Yogyakarta.
Tiket
Tiket untuk pengunjung
umum/pelajar dikenakan biaya sebesar Rp 7.000, sedangkan untuk warga negara
asing atau Tourist sebesar Rp 10.000. apabila wisatawan ingin mengambil gambar
atau foto dari wayang yang terdapat di Museum Wayang Kekayon dikenakan biaya Rp
10.000.
Jam Operasional
Hari Senin – Jumat
dibuka pada pukul 08.30 – 14.00 WIB
Hari Sabtu dibuka pada
pukul 08.30-12.00
Apabila ingin
mengunjungi pada hari Minggu atau hari besar dapat memberikan konfirmasi
terlebih dahulu melalui :
Telp : (0274) 379058
atau 087838284755
Dapat juga melalui WA
dengan menghubungi 0817461551
Sejarah
Museum Wayang Kekayon
didirikan pada 23 Juli 1990 oleh Prof DR Dr KPH Soejono Prawirohadikusumo guru
besar kedokteran UGM yang juga merupakan budayawan Jawa yang menyimpan dan
memamerkan lebih dari 5.000 koleksi aneka jenis wayang dari nusantara hingga
mancanegara. Pada awalnya museum ini didirikan karena Bapak Soejono merasa
prihatin padahal terdapat berbagai museum diluar negeri yang menyimpan
kebudayaan dari negara mereka namun Indonesia tidak memiliki museum wayang yang
mana merupakan budaya turun menurun dari nenek moyang serta terinspirasi museum
di Belanda. Kekayon sendiri berasal dari kata Kayon atau Gunungan yang
melambangkan alam semesta, pada pertunjukan wayang saat Kekayon ditancapkan
berarti kehidupan sudah dimulai. Apabila terdapat bunyi ketukan itu artinya
denyut wayang yang akan menjadi lakon sudah mulai siap untuk melakoni perannya.
Sejak 2003 wayang Indonesia sudah ditetapkan UNESCO sebagai Masterpiece of the
Oral & Intangible Heritage of Humanity.
Museum Wayang Kekayon
terdapat fasilitas seperti kunjungan pribadi atau rombongan, gedung pernikahan
megah serta parkir yang luas. Pendopo, ruang pertemuan serta taman, pertunjukan
budaya tradisi, paket workshop budaya. Museum Wayang Kekayon apabila
dijumlahkan dari koleksi wayang nusantara hingga mancanegara memiliki 6.000
koleksi wayang. Terdapat 7 ruang koleksi di Museum Wayang Kekayon sendiri. Namun,
koleksi wayang mancanegara belum dipasang lagi saat penulis mengunjungi museum
ini pada 30 September 2016 dikarenakan Museum Wayang Kekayon baru saja selesai
perbaikan.
Manekin Wayang orang :
Raden Gatotkaca yang merupakan anak dari Raden Werkudara dan Dewi Arimbi dari
Kerajaan Pringgodani.
Wayang Bayang-bayang, diberi nama bayang-bayang karena jaman dulu ketika melihat wayang pasti dibelakang layar. Dibelakang layar karena gambarannya tampak nyata. Dari seni tata juga lebih terlihat bagus dan menarik. Namun untuk sekarang dalam pargelaran wayang sudah begitu padatnya rumah-rumah jadi pagelaran itu mepet ke belakang dan penonton pasti didepan. Apabila ada penonton dibelakang, penonton tersebut merupakan tamu-tamu undangan.
Wayang Bertato dinamakan demikian karena terdapat tulisan aksara jawa terbuat dari kain batik.
Pagelaran wayang
berdasarkan cerita wayang purwa yang mana wayang purwa adalah wayang yang
tertua atau yang paling pertama yaitu cerita tentang Ramayana dan Mahabarata.
Ramayana (Cerita
tentang percintaan Rama dan Shinta) pada wayang tersebut pada saat adegan
Senggono Duta atau adegan saat Rama meminta bantuan Anoman untuk mencari
kelemahan Alengko saat Shinta diculik oleh Rahwana. Cerita ini berasal dari India,
dahulu dengan Bahasa Sansekerta dibawa ke Indonesia dan ditandai relief yang
ada di Candi Prambanan.
Mahabarata
Kerajaan Amarta yang
merupakan Kerajaan dari Pandawa. Cerita Mahabarata menceritakan perebutan
tahta antara Mahabarata dan Kurawa. Ada Bima, Arjuna, Yudhistira, Nakula,
Sadewa, Gatotkaca dan Krisna.
Kerajaan Hastina
Berstatus Kurawa dan
terdapat Duryudana. Mereka ingin merebut Hastina menjadi kekuasaan.
Perang Batharayudha,
perang Pandhawa melawan Kurawa yang akhirnya dimenangkan oleh Pandhawa. Setelah perang Batharayudha, kerajaan hastina berhasil direbut kembali oleh keluarga Pandawa. Lalu Kerajaan Hastina di pimpin oleh Prabu Parikesit, yang mana beliau adalah cucu dari Arjuna atau anak dari Abimanyu.
Adekan Karna Tanding
Perang antara Adipati
Karna melawan Arjuna, mereka bersaudara namun berbeda ayah. Dahulu Adipati
Karna dibuang oleh ibunya dan ditemukan serta dirawat oleh Kerajaan Kurawa lalu
Adipati Karna ingin balas budi maka dari itu dia mau untuk berperang dengan
saudaranya sendiri.
Gambar Wayang Raden Setyaki
Wayang BTR. Kresna
Wayang Orang Prabu Ramawijaya
Wayang orang : Prabu
Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya yang bertahta di Poncowati dengan permaisuri
Dewi Sinta.
Raden Setyaki dan batara kresna diberi
bingkai eksklusif karena dulu Bapak Soejono membelinya pada awal-awal membeli
koleksi-koleksi wayang atau pemberian dari seseorang.
Wayang Madya
Menceritakan keturunan dari Pandawa setelah Pasca
Bharatayuda hingga jaman Kediri, Bojonegoro dan kerajaan lain di Piyawa. Wayang
Madya merupakan kolaborasi antara wayang gedhog dan wayang purwa.
R. Ontorejo
Adekan Malowopati (Wayang Kulit Madya Gaya
Surakarta) menceritakan cerita Angling Darma bersama Setyowati istrinya.
Adekan Pengging (Wayang Kulit Madya Gaya Surakarta)
menceritakan Prabu Darmoyono bersama Condrowati menerima kedatangan Bandung
yang melaporkan bahwa Kerajaan Wonosegoro sudah bisa ditaklukkan bahkan raja
beserta patihnya terbunuh dan mendapatkan putri boyongan yaitu Roro Jonggrang.
Setelah itu, Bandung meminta izin ayahnya untuk menjadikan Roro Jonggrang
sebagai istri namun Prabu Darmoyono tidak mengizinkan alasannya karena Roro
Jonggrang adalah putri musuh. Prabu Darmoyono menjadi murka dan mengutuk hingga
pada akhirnya Bandung berubah wujud.
Pada Wayang Gedhog sudah memakai baju dan di Wayang
Gedhog merupakan batas akhir dari cerita india. Dalam pagelaran wayang, wayang
Gedhog sudah jarang ditemukan.
Adekan Alun-alun Jenggolo
Cerita tentang pahlawan dan percintaan yang
merupakan cerita asli Indonesia tanpa ada bayang-bayang cerita India. Raden
Panji Asmorobangun, R. Gn. Sari bersama Bancak dan Doyok menghadang Prabu Klono
Sewandono yang akan melamar Dewi Sekartaji, istri dari R. Panji. Maka
terjadilah pertengkaran dan menimbulkan peperangan antara R. Panji dengan Prb.
Klono Sewandana. Prabu Klono akhirnya kalah dan mundur. Cerita ini menurunkan
cerita rakyat diantaranta Ande-Ande Lumut dan Keong Mas, Damarwulan
Minakjinggo.
Adekan Pasetran Gondo Mayit
Btri. Durga adalah Dewa para setan-setan, bekasaan,
ilu-ilu banaspati dan sebagainya. Btri. Durga berwenang memerintah dalam bentuk
apa saja untuk mengganggu ketentraman dunia dan membantu pihak yang serakah.
Terdapat setan-setan seperti wewe gombel, tuyul, nyi blorong.
Gambar Wayang Klithik Kartasuran
Wayang Klithikan Kartasuran
Dinamakan wayang klithik karena dari kayu dan
apabila dimainkan menimbulkan suara klithik. Wayang dari Kayu dan 2 dimensi.
Jegapit atau cempurih itu dari tanduknya kerbau pada wayang kulit. Aslinya wayang klithik itu seperti di Tulung Agung, badannya dari kayu namun tangannya dari kulit. Warnanya dari warna alami, putih tulang yang dibakar dan ditumbuk.
Wayang Klitik Kartasuran cerita tentang Pangeran Diponegoro saat melawan penjajah Belanda. Tangan dari kulit namun warnanya sudah dengan warna dari cat.
Wayang Punakawan pada gambar yang kiri adalah Gaya Yogyakarta sedangkan yang kanan Gaya Surakarta. Perbedaannya apabila wayang Yogya lebih besar dan tinggi, wayang Surakarta itu ramping. Lalu dari segi penatahan atau tatahan pahat itu rumit Yogya dibandingkan Solo. Untuk segi sungging atau pewarnaan itu rumit Solo daripada Yogya. Pada Wayang Punakawan Yogya tidak memakai celana.
Wayang Klithik Tulung Agung
Wayang Beber (dibentangkan) merupakan wayang yang
berasal dari pacitan dan terbuat dari kain bercerita tentang wayang gedhog,
cerita minakjinggo, damarwulan. Pagelaran berbeda dengan yang tadi, tanpa
menggunakan kelir sudah dapat dimainkan. Wayang ini amsih dapat ditemukan di
Pacitan dan Wonosari. Cara memainkannya hanya ditunjuk seperti presentasi.
Pagelarannya bisa mencapai durasi 2-3 jam. Panjangnya kelik tergantung dengan
panjangnya cerita.
Wayang Ukur
Dinamakan wayang ukur karena pemahatnya
mengukur-ukur antara tinggi dan lebarnya, tatahan, warnanya. Termasuk wayang
yang baru dan menceritakan cerita Ramayana serta Mahabarata yang dibuat oleh
Bapak Sukasman, Yogyakarta. Tatahannya sudah keluar dari pakem (aslinya). Dalam
pagelarannya menggunakan bahasa Indonesia.
Wayang Bali
Menceritakan tentang Ramayana dan Mahabarata, setiap
wayang dari berbagai daerah memiliki ciri khas tersendiri. Namun cerita yang
terkandung tetap sama. Wayang dari Bali
dibuat dari kulit namun dari segi tatahan dan warna berbeda.
Atas : Wayang Jowo cerita Demak
Bawah : Wayang Lombok
Wayang Kidang Kencana
Wayang yang berukuran sedang dengan cerita Ramayana
dan Mahabarata. Biasanya wayang ini digunakan untuk belajar oleh dalang-dalang wanita karena lebih ringan.
Namun, jarang ditemukan di Yogyakarta.
Aneka Kayon (Gunungan) dua-duanya Solo.
Wayang Kaper
Wayang yang berukuran kecil dan biasanya digunakan
untuk anak-anak yang mempunyai bakat mendalang. Cerita yang dipakai adalah
Ramayana dan Mahabarata. Digunakan oleh anak-anak karena tangan mereka kecil
sehingga terdapat Wayang Kaper agar mudah untuk memegang.
Wayang Madura
Menceritakan mengenai Ramayana dan Mahabarata, abad
17 gaya Surakarta.
Wayang Dupara (Kreasi Baru)
Cerita mengenai Pangeran Diponegoro melawan penjajah
Belanda.
Wayang Golek Sunda
Wayang Golek yang berada di Jawa Barat. Dalam
pertunjukannya biasanya bercerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan
Bahasa Sunda dan iringan gamelan Sunda (slendro).
Tidak hanya Wayang Golek Sunda namun masih ada Wayang Golek Cepak, Wayang Golek Tengul, dan lain-lain. Wayang Cakruk merupakan wayang terbaru yang menceritakan tentang
masyarakat didesa, ada Pak RT, ada lurah.
Keunikan atau Nilai Penting
Di Museum Wayang Kekayon terdapat 100 wayang kurawa yang merupakan salah satu keunggulan
koleksi dimuseum ini. Wayang kurawa memiliki perbedaan mulai dari jenis muka,
janggutnya, rambutnya. Memiliki kemiripan namun tetap berbeda, warna yang ada
juga menyimbolkan makna tersendiri. Terdapat 4 macam warna yang menandakan
sifat seperti hitam, putih, merah, dan emas. Hitam yang melambangkan hati yang
tenang, putih menandakan hati yang suci, merah adalah angkara murka, emas
merupakan adegan kerajaan. Sedagkan ndangak (menaikkan dagu), ndungkluk
(menurunkan dagu), lurus juga memiliki arti tersendiri.
Di MuseumWayang Kekayon kita juga dapat mengetahui persamaan bintang kita dengan tokoh wayang. Seperti pada gambar dibawah ini :
CITRAKSI
Termasuk Kurawa yang paling muda. Sifatnya adalah
penakut, dengan apapun takut, sukanya hanya kumalungkung (umuk) namun apabila
diseriusi ia mundur. Apabila tidak ada orangnya seperti berani dan ingin
mengajak berkelahi. Ketika bicara ia pelo (celat). Clingus, pemalu. Citraksi merupakan biang perang.
Sifat kurawan hampir semuanya sombong dan dia tidak
pernah prihatin (puasa, dan lain-lain) karena lebih mementingkan kebahagiaan
hidup didunia. Mereka hanya senang hura-hura, minum-minuman dan yang enak-enak.
Hidupnya sebagai manusia yang serakah, ingin berkuasa dan tidak
menghiraukan kesengsaraan orang lain
asalkan keluarga kurawa hidup bahagia. Maka pada era Barathayudha kurawa habis
semua tidak ada satupun yang tertinggal. Kurawa mau menolong apabila terdapat
maksud tersendiri dari mereka.
Opini
Menurut saya, Museum Wayang Kekayon memang sudah seharusnya dilestarikan. Namun, dalam segi fasilitas masih kurang baik. Wayang yang berasal dari mancanegara belum dapat dipasang karena belum adanya ruang setelah direnovasi. Kurangnya ruangan membuat beberapa wayang belum dapat dipasang secara lengkap. Pada museum ini kurang terawat, hal ini terlihat dari tempat penyimpanan wayang yang kotor dan ada debu. Museum Wayang Kekayon sebenarnya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita mengenai wayang karena sudah banyak generasi muda yang tidak mengetahui mengenai budaya sendiri yaitu wayang. Meskipun museum swasta namun museum ini juga dibantu oleh Pemerintah setempat dalam pengembangannya. Akses menuju museum ini pun lebih susah karena tidak berada dikawasan Kota Yogyakarta. Himbauan kepada pengunjung untuk melestarikan museum ini dengan cara merekomendasikan kepada teman atau kerabatnya. Himbauan pada saat mengunjungi adalah tidak membuat kotor. Himbauan kepada Pemerintah agar dapat lebih membantu dan mengembangkan museum ini.
Sumber :
Mbak Tyas Petugas di Museum Wayang Kekayon
Mbah Mul Petugas di Museum Wayang Kekayon
http://pitoyo.com/duniawayang/galery/details.php?image_id=34 diakses pada 6 Oktober 2016 pada pukul 10.00
Mbah Mul Petugas di Museum Wayang Kekayon
http://pitoyo.com/duniawayang/galery/details.php?image_id=34 diakses pada 6 Oktober 2016 pada pukul 10.00
https://museumku.wordpress.com/2010/04/30/museum-wayang-kekayon-yogyakarta/ diakses pada 5 Oktober 2016 pada pukul 16.00
http://jogjaempatroda.blogspot.co.id/2014/08/museum-wayang-kekayon-jogja.html diakses pada 5 Oktober 2016 pada pukul 16.16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar