Kamis, 27 Oktober 2016

Masjid Sulthoni Plosokuning

Masjid Sulthoni Plosokuning 


Lokasi :


   Masjid Sulthoni Plosokuning terletak di Jl. Plosokuning Raya No. 99 Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Areanya memiliki luas sebesar 2.500 meter persegi tanah milik kasultanan Yogyakarta, dengan luas bangunan seluas 288 meter persegi pada saat dibangun dan mengalami pengembangan hingga saat ini menjadi 328 meter persegi.
      Akses menuju ke masjid ini dapat mengikuti Jalan Kaliurang hingga KM 9 apabila menggunakan kendaraan pribadi. Lalu sebelum pertigaan lampu merah, terdapat pertigaan yang memiliki jalan ke arah Timur. Lalu masuk ke jalan itu dan mengikuti jalan tersebut hingga bertemu perempatan dengan empat petunjuk arah. Belok ke arah kanan untuk ke menuju Minomartani, yaitu lewat Jalan Plosokuning Raya. Setelah itu terus mengikuti jalan tersebut hingga bertemu Masjid Sulthoni Plosokuning.
Wisatawan yang ingin berwisata religi bisa memanfaatkan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Alternatif kendaraan umum yang dapat digunakan seperti taxi, rental mobil, atau ojek.

Tiket

Tidak dipungut biaya dan terdapat kotak sedekah

Jam Operasional

Dapat dikunjungi kapan saja

Potensi

Dekat dengan Masjid Sulthoni Plosokuning, obyek wisata yang terdekat adalah Candi Gebang, Embung Tambakboyo, dan Stadiun Sepak bola Sleman.

Tempat terdekat :

Tempat terdekat yang dikunjungi dari Masjid Ploso Kuning diantaranya Candi Gebang, Embung Tambakboyo

Hotel terdekat :

Hotel terdekat dengan lokasi Masjid Plosokuning diantaranya Rumah Palagan Guest House atau My Home 

Sejarah

    Masjid Pathok Negoro Plosokuning dimulai dengan  Amangkurat IV yang merupakan Raja Mataram Islam dan memerintah pada tahun 1719-1727 M. Amangkurat IV memiliki tiga orang putra, Raden Mas Ichsan, Pangeran Adipati Anom, serta Pangeran Mangkubumi. Pangeran Adipati Anom menjadi Raja dengan gelar Pakubuwono II dengan ibu kota Surakarta Hadiningrat (1727-1749 M). Sesudah terjadi perjanjian Giyanti pada tahun 1755 M, Pangeran Mangkubumi (saudara muda Pakubuwono II) diangkat menjadi Raja Ngayogyakarta dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I dengan ibu kota Ngayogyokarto Hadiningrat (1755-1792 M). Raden Mas Ichsan (kakak kandung Sunan Pakubuwono II dan Sultan Hamengkubuwono I) menjadi ulama bergelar Kyai Nur Iman bertempat di Gegulu yakni sebuah desa di bagian Selatan Kulonprogo. Beliau kemudian hijrah untuk mengajar dan mendirikan pondok pesantren untuk mengembangkan Islam di desa Mlangi.
    Kyai Nur Iman mempunyai 2 putra yaitu Raden Mursada dan Raden Nawawi. Raden Nawawi menjadi Abdi Dalem Pathok Negara I Mlangi. Sedangkan Raden Mursada yang berputra Raden Mustafa dengan pangkat Abdi Dalem Pathok Negara yang berkedudukan di desa Plosokuning dengan bergelar Kyai Hanafi I. Raden Mustafa adalah guru spiritual dari Sri Sultan Hamengkubuwono III. Kemudian pada masa pemerintahan Hamengkubuwono III dibangunlah Masjid Pathok Negoro Plosokuning sebagai rasa hormat kepada sang guru. Dan juga sebagai dasar hukum agama atau yang memberi nasehat spiritual bagi Sang Raja. Ada juga sumber yang mengatakan bahwa Raden Mustafa juga sebagai guru agama dari Pangeran Diponegoro putra dari Sultan Haengkubuwono III. Nama Plosokuning sendiri di ambil dari nama sbuah pohon ploso yang mempunyai daun berwarna kuning yang terdapat di sebelah timur masjid. Dari pohon itu juga sekarang dijadikan nama Desa Plosokuning. Sebagai salah satu masjid pathok Negoro, di masjid Plosokluning juga ditempatkan abdi dalem kemasjidan.  Abdi dalem yang menjalankan tugas di masjid Plosokuning adalah Raden Zamakhsari sebagai Khotib, Raden Muhammad Baghowi sebagai Muadzin, Raden Mulyoharjo sebaga Jajar Jama’ah, Raden Suprobo sebagai Jajar Ulu-ulu, dan Raden Yusuf sebagai Jajar Marbot.
     Arsitektur Bangunan Masjid Pathok Negoro Plosokuning di dirikan setelah Masjid Agung Yogyakarta. Sehingga arsitekturnya mirip dengan Masjid Agung Yogyakarta sebagai bagian dari Kraton Yogyakarta. Persamaan ini dipengaruhi dengan adanya kolam, bedug, mighrob, dan atap masjid. Masjid Pathok Negoro mempunyai ciri khas di bagian atap yang berbentuk tajuk tumpang dua. Makhota Masjid juga mempunyai kesamaan terbuat dari tanah liat. Perbedaan jumlah tumpang menandakan bahwa masjid pathok negoro lebih rendah kedudukannya dibandingkan dengan masjid Agung Yogyakarta yang mempunyai atap tajuk bertumpang tiga. Ciri-ciri lain yang terdapat di Masjid ini adalah terdapatnya pohon sawo kecik yang berukuran raksasa yang terdapat di halaman masjid, kolam yang mengelilingi masjid, serta serambi masjid yang berbentuk joglo. Pada bagian lantai masjid dahulu diplester biasa dengan menggunakan semen merah, kemudian pada tahun 1976 lantai masjid ini diganti dengan tegel biasa. Begitu juga dengan daun pintu dan temboknya dilakukan penggantian pada tahun 1984. Dulu tembok dinding masjid setebal 2 batu, namun karena terkikis terus menerus sekarang tinggal 1 batu. Dahulu pintu masjid hanya ada satu dan sangat rendah yang menyebabkan ruang masjid menjadi gelap. Pintu yang rendah ini dimaksudkan agar setiap orang yang masuk masjid hendaknya menunduk dan menunjukkan rasa tatakrama serta sopan santun terhadap masjid. Semua penambahan dan perbaikan bangunan pada masjid, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Sinuhun Kanjeng yang berada di kraton, baik mengenai bentuk dan modelnya. Pada bagian gerbang masjid terdapat undakan yang dibuat sedemikian rupa untuk menunjukkan beberapa hal. 3 undakan pertama menunjukkan 3 elemen yakni Iman, Islam, dan ikhsan. Kemudian 5 undakan kedua menunjukkan bahwa rukun islam ada 5, dan 6 undakan ke tiga bertujuan menunjukkan bahwa rukun iman ada 6. Tahun 2000 Masjid Plosokuning mengalami renovasi pada 4 tiang utama dan beberapa elemen lainnya. Pada tahun 2001, masjid ini kembali mengalami renovasi pada bagian serambi dan tempat wudhu. Renovasi ini dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY. Pada tahun tersebut masyarakat secara swadaya juga mengganti lantai tegel masjid dengan keramik, memasang konblok di halaman serta mendirikan menara pengeras suara.

Keunikan atau Nilai Penting


    Di depan masjid ada dua kolam dengan kedalaman tiga meter. Setiap orang yang akan masuk masjid, harus bersuci terlebih dahulu di kolam tersebut. Makna lain dari dua kolam ini adalah jika menuntut ilmu, haruslah sedalam-dalamnya. Saat ini, kolam tersebut digunakan memelihara ikan dan mencuci kaki sebelum masuk masjid.
Masjid ini masih menganut adat lama, di mana adzan pada saat Sholat Jum’at dilakukan dua kali. Dahulu, sekitar tahun 1950 adzan pertama dilakukan lima orang sekaligus dan adzan kedua dilakukan salah seorang dari mereka.
    Saat khotbah, menggunakan bahasa Arab. Baru tahun 1960, adat dirubah. Muadzin yang semula berjumlah lima orang menjadi dua orang. Tetapi adzan tetap dilakukan dua kali. Khotbah juga diganti menggunakan bahasa Jawa. Di bagian pintu gerbang, masjid memiliki pintu gerbang berundak. Pada tiga undakan pertama berarti Islam itu terdiri dari tiga elemen yakni Iman, Islam, dan ikhsan.
    Pada momen tertentu, di masjid ini dilaksanakan kegiatan keagamaan yang diikuti keluarga kraton. Misalnya tradisi Bukhorenan. Tradisi ini menjadi bagian dari tradisi keraton yang lestari hingga sekarang. Maksud dan tujuannya tidak lain mengkaji ajaran dan tuntunan Nabi dengan membaca dan memahami hadist yang terdapat dalam Sahih Bukhari. Satu tradisi yang masih dipertahankan hingga sekarang ini, yaitu penduduk yang tinggal di sekitar masjid hanya boleh ditempati penduduk yang memiliki garis keturunan dari Kyai Mursodo. Tradisi ini menjadi asal muasal daerah yang dekat dengan masjid disebut Mutihan (sebagai tempat tinggal santri) atau Plosokuning nJero, sedangkan daerah yang jauh dari masjid disebut Plosokuning nJobo.

Opini

Kondisi renovasi terdapat pada lantai yang diganti dengan keramik dan tiang-tiang kayu yang mengalami pengecetan cukup baik. Kondisi masjid masih asli serta terrawat dengan baik. Masjid ini masih terasa nuansa jaman dahulu dan masih terlihat kuno yang menyebabkan masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Saran kepada pemerintah agar terus melestarikan dan menjaga masjid ini karena masjid ini memiliki sejarah yang tidak dapat digantikan. Untuk wisatawan agar selalu menjaga kebersihan dan menyebarkan informasi mengenai masjid ini. Pengelola masjid ini sudah cukup baik dalam merawat masjid tersebut. Tidak terdapat hal yang perlu diperbaiki dalam masjid ini.

Sumber :
https://gudeg.net/direktori/1185/masjid-pathok-negara-sulthoni-plosokuning-yogyakarta.html
http://jalanjogja.com/berkunjung-ke-masjid-pathok-negara-plosokuning/



Jumat, 07 Oktober 2016

Museum UGM

Museum UGM


Lokasi :


     Museum UGM terletak di lingkungan kampus UGM. Berlokasi di Universitas Gajah Mada, Bulaksumur, Blok D-6 & D-7, Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Akses menuju Museum UGM dapat menggunakan trans jogja, taxi, serta dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun dapat menggunakan sepeda kampus dengan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa bagi mahasiswa UGM atau dengan menggunakan KTP bagi masyarakat umum. 

Tiket

Tidak dikenakan biaya untuk mengunjungi Museum UGM

Jam Operasional

Dibuka mulai jam 08.00 sampai 16.00 pada hari Senin hingga Jumat.

Sejarah

    Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah universitas negeri tertua dan terbesar di Indonesia. Dalam sejarah pendiriannya, UGM tidak terlepas dari peran para tokoh  pejuang dan pendiri bangsa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia. Tidak heran bila Universitas Gadjah Mada dikatakan sebagai Universitas perjuangan dan berkerakyatan. Di samping itu, UGM juga menjadi media transformatif dalam bidang keilmuan, kemasyarakatan, dan kebangsaan. Dengan peran yang dimiliki oleh UGM telah mendekatkan diri dengan masyarakat karena telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan. Dokumentasi yang melimpah tentang sumbangsih UGM baik dalam pengabdian masyarakat, pendidikan, dan penelitian perlu dikenalkan, dikelola, dan dibudidayakan supaya tetap terpelihara. Sehingga, masyarakat bisa mengenal lebih dekat lagi melalui rekam jejak UGM dan sumbangsihnya dari masa ke masa.
     Nilai yang dimiliki universitas ini sesuai pula dengan nilai-nilai yang termuat dalam dasar negara kita, yaitu Pancasila. Nilai-nilai UGM sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan merupakan guiding principle dari seluruh civitas Universitas Gadjah Mada. Predikat sebagai ‘Universitas Nasional’ ini bermakna sangat penting. Ini menunjukkan bahwa UGM akan terus berusaha untuk mempertahankan dan mengembangkan upaya persatuan dan kesatuan dari Bangsa Indonesia serta kemerdekaan NKRI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Cara yang dapat ditempuh ialah dengan tidak mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan tertentu, tetapi tetap mengedepankan kepentingan nasional. Sejarah berdirinya UGM, yang berkaitan erat dengan sejarah Indonesia, membuat universitas ini memiliki banyak sekali bukti sejarah penting yang juga merupakan koleksi milik negara. Untuk menjaga keutuhan dari bukti-bukti sejarah tersebut, UGM pun mendirikan museum. Tidak hanya itu, keberadaan museum ini dapat dijadikan pula sebagai tempat pariwisata.




      Isi dari Museum UGM juga tidak kalah unik dengan museum-museum yang lain. Ada mesin tik Ki Hajar Dewantara, radio kuno, meja kerja Iman Soetiknjo, kursi dan alat-alat awal perkuliahan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, hasil karya dosen dan mahasiswa UGM, serta barang-barang lainnya. Walaupun belum diresmikan, Museum UGM telah sukses menyabet juara harapan dalam Festival Museum Goes to Campus 2013. Festival ini diadakan oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta pada tanggal 8 sampai 13 September 2013 di PKKH UGM. Tahun 2013 merupakan pertama kalinya UGM mengikuti festival museum. Ternyata cukup banyak sambutan dan dukungan masyarakat umum bagi Museum UGM, terutama dari para pelajar Yogyakarta. Antusiasme masyarakat terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang berbondong-bondong ke Museum UGM, mulai dari pelajar sekolah dasar sampai turis asing. Bahkan Maya Soetoro, adik Barrack Obama, pada Juni kemarin datang ke Yogyakarta dan sempat mampir ke Museum UGM. Maya Soetoro juga menyatakan bahwa beliau merasa senang dapat mengunjungi Yogyakarta lagi. Menurut Prof. Suratman, Museum UGM menjadi harapan dan cita-cita bersama untuk mewujudkan semangat pengabdian dan dedikasi UGM untuk bangsa dan masyarakat. Selain itu, museum ini juga menjadi penguat jati diri UGM dan sumber inspirasi masa depan bangsa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Universitas Gadjah Mada adalah universitas yang memiliki cerita sejarah yang juga berkaitan dengan sejarah Indonesia.








     Disadari sepenuhnya, bahwa tujuan utama dari pendirian museum ini bukanya sekedar upaya untuk melestarikan tinggalan bendawinya, tetapi terlebih dari itu adalah upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur UGM. Selain itu, melalui museum ini, diharapkan jati diri UGM dapat dikenal oleh civitas akademika dan masyarakat luas.
Beberapa keluarga tokoh-tokoh UGM sudah banyak menghibahkan artefak dan peninggal an koleksi penting yang mendukung proses sejarah dan perjuangan UGM dari masa ke masa. Museum UGM juga sudah dikenal oleh Asosiasi Permuseuman Indonesia dan Badan Musyawarah Musea (Barahmus) Yogyakarta.



         Museum UGM menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk mentransformasikan jati diri UGM sebagai universitas perjuangan, kebangsaan, kebudayaan, dan berdasarkan Pancasila. Pidato Soekarno pada pembukaan Gedung UGM di Bulaksumur Yogyakarta 19 Desember 1959 mengatakan bahwa :  “Pantjasila adalah isi daripada Gadjah Mada, isi daripada Universitas ini, dan saja minta kepada semua mahaguru,pada lektor-lektor supaja Pantjasila,djiwa pantjasila itu, betul-betul dikobar-kobarkan,dihidup-hidupkan di dalam kalangan mahasiswa semua.” Oleh karena itu, gagasan untuk melahirkan Museum UGM sebagai wahana pembelajaran nilai-nilai karakter bangsa melalui museum sangat penting dilakukan. Mengingat keinginan masyarakat untuk melihat dan memahami lebih dekat tentang UGM. Berdasarkan pemikiran tersebut mendorong UGM untuk dapat menjawab mengapa UGM perlu mewujudkan Museum UGM sebagai jendela jati diri UGM yang berkelanjutan.

Jenis Atraksi yang di Tawarkan
        Museum UGM menawarkan koleksi-koleksi seputar sejarah terbentuknya Universitas Gadjah Mada dan kisah para tokoh- tokoh pendiri serta peninggalan tokoh- tokoh penting.

Moto

Museum UGM sebagai penguat jati diri UGM dan Sumber Inspirasi Masa Depan Bangsa.

Tujuan :
1. Untuk menguatkan jati diri civitas akademika.
2. Universitas Gadjah Mada berkarakter pejuang.
3. Kebangsaan, kerakyatan, dan Pancasila.
4. Serta berkepribadian kebudayaan Indonesia.
5. Untuk meghubungkan berbagai ilmu dan pengetahuan di Universitas Gadjah Mada.
6. Sebagai jendela Universitas Gadjah Mada untuk penanaman nilai-nilai kebangsaan dan kebinekaan.
7. Sebagai wahana untuk pembelajaran nilai-nilai perjuangan, nasionalisme, dan kebangsaan.
8. Sebagai wahana penelitian da pendidikan bagi mahasiswa dan masyarakat umum tentang sejarah UGM.

Fungsi :


·        Visualisasi perjalanan sejarah UGM masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
·        Pendidikan, penelitian, dan pengkajian sejarah ke-UGM-an.
·        Memperkenalkan UGM kepada masyarakat umum.
·        Menarasikan dan menghidupkan koleksi UGM bernilai sejarah secara komprehensif.









Keunikan atau Nilai Penting


       Didalam Museum UGM ini terdapat tempat tidur Barrack Obama (Barry) sewaktu beliau masih kecil saat mengunjungi Indonesia pada saat libur panjang puasa 1967-1969. Museum ini dulunya adalah rumah dari paman tiri Barrack Obama yaitu Iman Soetiknjo. Beliau pernah mengunjungi Yogya dan menginap dirumah pamannya. Sebenarnya ruang itu adalah ruang kerja dari pamannya.
Museum UGM terletak di sebuah rumah yang masih kuno khas Jawa yang memiliki keunikan tersendiri dan berada di kawasan kampus UGM.

Opini

      Menurut pendapat saya, Museum UGM cukup bagus namun lebih baik lagi apabila terdapat guide yang menjelaskan mengenai museum ini. Bangunan tempat didirikan museum ini pun cukup menarik dan unik. Tempat penyimpanan barang-barang bersejarah pun juga sudah bersih. Namun, layout kurang tertata, tampilan informasi yang kurang menarik dan informatif. Toilet yang disediakan kurang terawat dengan baik. Saya berharap nantiya Museum UGM dapat meningkatkan sarana dan fasilitas sehingga nantinya museum ini dapat menarik minat pengunjung lebih banyak dan dapat menjadi salah satu objek wisata unggulan.

Sumber :


Kamis, 06 Oktober 2016

Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon





Lokasi

Denah Museum Wayang Kekayon dari Google Maps




         Museum Wayang Kekayon berada di Jalan Yogya-Wonosari Km 7 No 277, Bantul Yogyakarta 55197 berada 1 km timur perempatan ringroad. Museum ini mudah ditemukan karena berlokasi dipinggir jalan besar. Museum Wayang Kekayon terletak di daerah tropis berangin.
       Akses menuju museum ini dapat menggunakan kendaraan pribadi dengan rute jalan menuju ringroad selatan namun pada perempatan arah ke Wonosari belok ke kiri lalu beberapa meter dari perempatan tersebut Museum Wayang Kekayon berada di sebelah kiri jalan. Lokasi Museum Wayang Kekayon berada di Jl. Wonosari, sejauh 1 km dari Ring Road, 6 km dari Bandara Adisutjipto, 5 km dari terminal Giwangan, dan sekitar 10 km dari pusat kota Yogyakarta.

Tiket


Tiket untuk pengunjung umum/pelajar dikenakan biaya sebesar Rp 7.000, sedangkan untuk warga negara asing atau Tourist sebesar Rp 10.000. apabila wisatawan ingin mengambil gambar atau foto dari wayang yang terdapat di Museum Wayang Kekayon dikenakan biaya Rp 10.000.

Jam Operasional

Hari Senin – Jumat dibuka pada pukul 08.30 – 14.00 WIB
Hari Sabtu dibuka pada pukul 08.30-12.00
Apabila ingin mengunjungi pada hari Minggu atau hari besar dapat memberikan konfirmasi terlebih dahulu melalui :
Telp : (0274) 379058 atau 087838284755

Dapat juga melalui WA dengan menghubungi 0817461551

Sejarah

          Museum Wayang Kekayon didirikan pada 23 Juli 1990 oleh Prof DR Dr KPH Soejono Prawirohadikusumo guru besar kedokteran UGM yang juga merupakan budayawan Jawa yang menyimpan dan memamerkan lebih dari 5.000 koleksi aneka jenis wayang dari nusantara hingga mancanegara. Pada awalnya museum ini didirikan karena Bapak Soejono merasa prihatin padahal terdapat berbagai museum diluar negeri yang menyimpan kebudayaan dari negara mereka namun Indonesia tidak memiliki museum wayang yang mana merupakan budaya turun menurun dari nenek moyang serta terinspirasi museum di Belanda. Kekayon sendiri berasal dari kata Kayon atau Gunungan yang melambangkan alam semesta, pada pertunjukan wayang saat Kekayon ditancapkan berarti kehidupan sudah dimulai. Apabila terdapat bunyi ketukan itu artinya denyut wayang yang akan menjadi lakon sudah mulai siap untuk melakoni perannya. Sejak 2003 wayang Indonesia sudah ditetapkan UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral & Intangible Heritage of Humanity.
          Museum Wayang Kekayon terdapat fasilitas seperti kunjungan pribadi atau rombongan, gedung pernikahan megah serta parkir yang luas. Pendopo, ruang pertemuan serta taman, pertunjukan budaya tradisi, paket workshop budaya. Museum Wayang Kekayon apabila dijumlahkan dari koleksi wayang nusantara hingga mancanegara memiliki 6.000 koleksi wayang. Terdapat 7 ruang koleksi di Museum Wayang Kekayon sendiri. Namun, koleksi wayang mancanegara belum dipasang lagi saat penulis mengunjungi museum ini pada 30 September 2016 dikarenakan Museum Wayang Kekayon baru saja selesai perbaikan.

Manekin Wayang orang : Raden Gatotkaca yang merupakan anak dari Raden Werkudara dan Dewi Arimbi dari Kerajaan Pringgodani.




          Wayang Bayang-bayang, diberi nama bayang-bayang karena jaman dulu ketika melihat wayang pasti dibelakang layar. Dibelakang layar karena gambarannya tampak nyata. Dari seni tata juga lebih terlihat bagus dan menarik. Namun untuk sekarang dalam pargelaran wayang sudah begitu padatnya rumah-rumah jadi pagelaran itu mepet ke belakang dan penonton pasti didepan. Apabila ada penonton dibelakang, penonton tersebut merupakan tamu-tamu undangan.



Wayang Bertato dinamakan demikian karena terdapat tulisan aksara jawa terbuat dari kain batik.


         Pagelaran wayang berdasarkan cerita wayang purwa yang mana wayang purwa adalah wayang yang tertua atau yang paling pertama yaitu cerita tentang Ramayana dan Mahabarata.



         Ramayana (Cerita tentang percintaan Rama dan Shinta) pada wayang tersebut pada saat adegan Senggono Duta atau adegan saat Rama meminta bantuan Anoman untuk mencari kelemahan Alengko saat Shinta diculik oleh Rahwana. Cerita ini berasal dari India, dahulu dengan Bahasa Sansekerta dibawa ke Indonesia dan ditandai relief yang ada di Candi Prambanan.





Mahabarata
Kerajaan Amarta yang merupakan Kerajaan dari Pandawa. Cerita Mahabarata menceritakan perebutan tahta antara Mahabarata dan Kurawa. Ada Bima, Arjuna, Yudhistira, Nakula, Sadewa, Gatotkaca dan Krisna.



Kerajaan Hastina
Berstatus Kurawa dan terdapat Duryudana. Mereka ingin merebut Hastina menjadi kekuasaan.





Perang Batharayudha, perang Pandhawa melawan Kurawa yang akhirnya dimenangkan oleh Pandhawa. Setelah perang Batharayudha, kerajaan hastina berhasil direbut kembali oleh keluarga Pandawa. Lalu Kerajaan Hastina di pimpin oleh Prabu Parikesit, yang mana beliau adalah cucu dari Arjuna atau anak dari Abimanyu.




Adekan Karna Tanding
Perang antara Adipati Karna melawan Arjuna, mereka bersaudara namun berbeda ayah. Dahulu Adipati Karna dibuang oleh ibunya dan ditemukan serta dirawat oleh Kerajaan Kurawa lalu Adipati Karna ingin balas budi maka dari itu dia mau untuk berperang dengan saudaranya sendiri.

Gambar Wayang Raden Setyaki

Wayang BTR. Kresna

Wayang Orang Prabu Ramawijaya

Wayang orang : Prabu Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya yang bertahta di Poncowati dengan permaisuri Dewi Sinta.

Raden Setyaki dan batara kresna diberi bingkai eksklusif karena dulu Bapak Soejono membelinya pada awal-awal membeli koleksi-koleksi wayang atau pemberian dari seseorang.


Wayang Madya
      Menceritakan keturunan dari Pandawa setelah Pasca Bharatayuda hingga jaman Kediri, Bojonegoro dan kerajaan lain di Piyawa. Wayang Madya merupakan kolaborasi antara wayang gedhog dan wayang purwa.

R. Ontorejo




Adekan Malowopati (Wayang Kulit Madya Gaya Surakarta) menceritakan cerita Angling Darma bersama Setyowati istrinya.





          Adekan Pengging (Wayang Kulit Madya Gaya Surakarta) menceritakan Prabu Darmoyono bersama Condrowati menerima kedatangan Bandung yang melaporkan bahwa Kerajaan Wonosegoro sudah bisa ditaklukkan bahkan raja beserta patihnya terbunuh dan mendapatkan putri boyongan yaitu Roro Jonggrang. Setelah itu, Bandung meminta izin ayahnya untuk menjadikan Roro Jonggrang sebagai istri namun Prabu Darmoyono tidak mengizinkan alasannya karena Roro Jonggrang adalah putri musuh. Prabu Darmoyono menjadi murka dan mengutuk hingga pada akhirnya Bandung berubah wujud.




          Pada Wayang Gedhog sudah memakai baju dan di Wayang Gedhog merupakan batas akhir dari cerita india. Dalam pagelaran wayang, wayang Gedhog sudah jarang ditemukan.




Adekan Alun-alun Jenggolo
        Cerita tentang pahlawan dan percintaan yang merupakan cerita asli Indonesia tanpa ada bayang-bayang cerita India. Raden Panji Asmorobangun, R. Gn. Sari bersama Bancak dan Doyok menghadang Prabu Klono Sewandono yang akan melamar Dewi Sekartaji, istri dari R. Panji. Maka terjadilah pertengkaran dan menimbulkan peperangan antara R. Panji dengan Prb. Klono Sewandana. Prabu Klono akhirnya kalah dan mundur. Cerita ini menurunkan cerita rakyat diantaranta Ande-Ande Lumut dan Keong Mas, Damarwulan Minakjinggo.



Adekan Pasetran Gondo Mayit
    Btri. Durga adalah Dewa para setan-setan, bekasaan, ilu-ilu banaspati dan sebagainya. Btri. Durga berwenang memerintah dalam bentuk apa saja untuk mengganggu ketentraman dunia dan membantu pihak yang serakah. Terdapat setan-setan seperti wewe gombel, tuyul, nyi blorong.

Gambar Wayang Klithik Kartasuran

Wayang Klithikan Kartasuran
        Dinamakan wayang klithik karena dari kayu dan apabila dimainkan menimbulkan suara klithik. Wayang dari Kayu dan 2 dimensi. Jegapit atau cempurih itu dari tanduknya kerbau pada wayang kulit. Aslinya wayang klithik itu seperti di Tulung Agung, badannya dari kayu namun tangannya dari kulit. Warnanya dari warna alami, putih tulang yang dibakar dan ditumbuk.
    Wayang Klitik Kartasuran cerita tentang Pangeran Diponegoro saat melawan penjajah Belanda. Tangan dari kulit namun warnanya sudah dengan warna dari cat.
Wayang Punakawan pada gambar yang kiri adalah Gaya Yogyakarta sedangkan yang kanan Gaya Surakarta. Perbedaannya apabila wayang Yogya lebih besar dan tinggi, wayang Surakarta itu ramping. Lalu dari segi penatahan atau tatahan pahat itu rumit Yogya dibandingkan Solo. Untuk segi sungging atau pewarnaan itu rumit Solo daripada Yogya. Pada Wayang Punakawan Yogya tidak memakai celana.

Wayang Klithik Tulung Agung

     

     Wayang Beber (dibentangkan) merupakan wayang yang berasal dari pacitan dan terbuat dari kain bercerita tentang wayang gedhog, cerita minakjinggo, damarwulan. Pagelaran berbeda dengan yang tadi, tanpa menggunakan kelir sudah dapat dimainkan. Wayang ini amsih dapat ditemukan di Pacitan dan Wonosari. Cara memainkannya hanya ditunjuk seperti presentasi. Pagelarannya bisa mencapai durasi 2-3 jam. Panjangnya kelik tergantung dengan panjangnya cerita. 


Wayang Ukur
      Dinamakan wayang ukur karena pemahatnya mengukur-ukur antara tinggi dan lebarnya, tatahan, warnanya. Termasuk wayang yang baru dan menceritakan cerita Ramayana serta Mahabarata yang dibuat oleh Bapak Sukasman, Yogyakarta. Tatahannya sudah keluar dari pakem (aslinya). Dalam pagelarannya menggunakan bahasa Indonesia.



Wayang Bali
      Menceritakan tentang Ramayana dan Mahabarata, setiap wayang dari berbagai daerah memiliki ciri khas tersendiri. Namun cerita yang terkandung tetap sama. Wayang dari  Bali dibuat dari kulit namun dari segi tatahan dan warna berbeda.


Atas : Wayang Jowo cerita Demak
Bawah : Wayang Lombok



Wayang Kidang Kencana
     Wayang yang berukuran sedang dengan cerita Ramayana dan Mahabarata. Biasanya wayang ini digunakan untuk belajar oleh  dalang-dalang wanita karena lebih ringan. Namun, jarang ditemukan di Yogyakarta.

                           Aneka Kayon (Gunungan) dua-duanya Solo.


Wayang Kaper
      Wayang yang berukuran kecil dan biasanya digunakan untuk anak-anak yang mempunyai bakat mendalang. Cerita yang dipakai adalah Ramayana dan Mahabarata. Digunakan oleh anak-anak karena tangan mereka kecil sehingga terdapat Wayang Kaper agar mudah untuk memegang.

Wayang Madura
      Menceritakan mengenai Ramayana dan Mahabarata, abad 17 gaya Surakarta.

Wayang Dupara (Kreasi Baru)
      Cerita mengenai Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda.

Wayang Golek Sunda
      Wayang Golek yang berada di Jawa Barat. Dalam pertunjukannya biasanya bercerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan Bahasa Sunda dan iringan gamelan Sunda (slendro).
Tidak hanya Wayang Golek Sunda namun masih ada Wayang Golek Cepak, Wayang Golek Tengul, dan lain-lain. Wayang Cakruk merupakan wayang terbaru yang menceritakan tentang masyarakat didesa, ada Pak RT, ada lurah.

Keunikan atau Nilai Penting

      Di Museum Wayang Kekayon terdapat 100 wayang kurawa yang merupakan salah satu keunggulan koleksi dimuseum ini. Wayang kurawa memiliki perbedaan mulai dari jenis muka, janggutnya, rambutnya. Memiliki kemiripan namun tetap berbeda, warna yang ada juga menyimbolkan makna tersendiri. Terdapat 4 macam warna yang menandakan sifat seperti hitam, putih, merah, dan emas. Hitam yang melambangkan hati yang tenang, putih menandakan hati yang suci, merah adalah angkara murka, emas merupakan adegan kerajaan. Sedagkan ndangak (menaikkan dagu), ndungkluk (menurunkan dagu), lurus juga memiliki arti tersendiri.





Di MuseumWayang Kekayon kita juga dapat mengetahui persamaan bintang kita dengan tokoh wayang. Seperti pada gambar dibawah ini :




                                                             CITRAKSI



      Termasuk Kurawa yang paling muda. Sifatnya adalah penakut, dengan apapun takut, sukanya hanya kumalungkung (umuk) namun apabila diseriusi ia mundur. Apabila tidak ada orangnya seperti berani dan ingin mengajak berkelahi. Ketika bicara ia pelo (celat). Clingus, pemalu. Citraksi merupakan biang perang.
       Sifat kurawan hampir semuanya sombong dan dia tidak pernah prihatin (puasa, dan lain-lain) karena lebih mementingkan kebahagiaan hidup didunia. Mereka hanya senang hura-hura, minum-minuman dan yang enak-enak. Hidupnya sebagai manusia yang serakah, ingin berkuasa dan tidak menghiraukan  kesengsaraan orang lain asalkan keluarga kurawa hidup bahagia. Maka pada era Barathayudha kurawa habis semua tidak ada satupun yang tertinggal. Kurawa mau menolong apabila terdapat maksud tersendiri dari mereka.

Opini

      Menurut saya, Museum Wayang Kekayon memang sudah seharusnya dilestarikan. Namun, dalam segi fasilitas masih kurang baik. Wayang yang berasal dari mancanegara belum dapat dipasang karena belum adanya ruang setelah direnovasi. Kurangnya ruangan membuat beberapa wayang belum dapat dipasang secara lengkap. Pada museum ini kurang terawat, hal ini terlihat dari tempat penyimpanan wayang yang kotor dan ada debu. Museum Wayang Kekayon sebenarnya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita mengenai wayang karena sudah banyak generasi muda yang tidak mengetahui mengenai budaya sendiri yaitu wayang. Meskipun museum swasta namun museum ini juga dibantu oleh Pemerintah setempat dalam pengembangannya. Akses menuju museum ini pun lebih susah karena tidak berada dikawasan Kota Yogyakarta. Himbauan kepada pengunjung untuk melestarikan museum ini dengan cara merekomendasikan kepada teman atau kerabatnya. Himbauan pada saat mengunjungi adalah tidak membuat kotor. Himbauan kepada Pemerintah agar dapat lebih membantu dan mengembangkan museum ini.

Sumber :

Mbak Tyas Petugas di Museum Wayang Kekayon
Mbah Mul Petugas di Museum Wayang Kekayon
http://pitoyo.com/duniawayang/galery/details.php?image_id=34 diakses pada 6 Oktober 2016 pada pukul 10.00
https://museumku.wordpress.com/2010/04/30/museum-wayang-kekayon-yogyakarta/ diakses pada 5 Oktober 2016 pada pukul 16.00
http://jogjaempatroda.blogspot.co.id/2014/08/museum-wayang-kekayon-jogja.html diakses pada 5 Oktober 2016 pada pukul 16.16